Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan potensi peningkatan ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Indonesia. Provinsi Riau, dengan kondisi geografis dan musim kemarau yang khas, menjadi salah satu wilayah paling rentan. Kesiapsiagaan menjadi kunci menghadapi tantangan ini.
Riau secara alamiah berpotensi mengalami dua kali musim kemarau dalam setahun, yaitu pada Februari-Maret dan Mei-Agustus. Hal ini menyebabkan provinsi ini lebih sering mengalami titik panas (hotspot) dibanding wilayah lain, bahkan tanpa pembakaran.
Kondisi lahan gambut yang luas di Riau memperparah ancaman Karhutla. Gambut yang kering sangat mudah terbakar dan apinya sulit dipadamkan. Api dapat menjalar di bawah permukaan tanah, menyebabkan asap tebal dan bertahan lama.
Penyebab utama Karhutla di Riau sebagian besar adalah ulah manusia. Pembukaan lahan dengan cara membakar, baik disengaja maupun tidak disengaja, menjadi faktor dominan. Motif ekonomi seringkali melatarbelakangi praktik berbahaya ini.
Dampak Karhutla sangat merugikan. Kabut asap tebal dapat mengganggu kesehatan masyarakat, menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan penyakit pernapasan lainnya. Bahkan, kabut asap dari Riau seringkali meluas hingga ke negara tetangga.
Selain kesehatan, Karhutla juga merusak ekosistem hutan dan lahan gambut. Keanekaragaman hayati terancam, dan emisi gas rumah kaca meningkat drastis. Ini berkontribusi pada perubahan iklim global, menyebabkan kerugian jangka panjang.
BMKG terus menyiagakan data dan informasi cuaca untuk mitigasi dini. Mereka memantau titik panas dan memprediksi potensi kekeringan. Informasi ini krusial untuk menggerakkan upaya pencegahan dan pemadaman Karhutla secara cepat.
Upaya pencegahan dan penanggulangan melibatkan banyak pihak. Pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat harus bersinergi. Patroli udara, pengawasan lapangan, dan operasi modifikasi cuaca (OMC) menjadi bagian penting dari strategi mitigasi.
Masyarakat diimbau untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Kesadaran akan bahaya Karhutla harus ditingkatkan. Dengan demikian, kita bisa menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan bersama dari ancaman bencana asap ini.
Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk para pembaca semua, terimakasih !