Mengenal Penyakit Mental Yaitu Kecemasan Sering Dialami Remaja

Penyakit mental kini menjadi salah satu isu kesehatan yang semakin mendapatkan perhatian, terutama di kalangan remaja. Salah satu bentuk penyakit mental yang paling sering dialami adalah gangguan kecemasan. Banyak remaja di Indonesia mengalami tekanan luar biasa dari faktor lingkungan sosial, pendidikan, hingga masalah keluarga, yang memicu timbulnya penyakit mental ini.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan pada 15 Januari 2025, lebih dari 30% remaja berusia 13–19 tahun mengalami gejala penyakit seperti kecemasan, stres, dan depresi. Bahkan, dalam laporan tersebut disebutkan bahwa hari Senin merupakan hari dengan lonjakan tertinggi kunjungan remaja ke fasilitas konseling sekolah, khususnya di wilayah Tebet.

Petugas kepolisian setempat, Aiptu Dedi Supratman, dari Polsek Tebet, pada tanggal 17 Januari 2025, mengonfirmasi bahwa meningkatnya angka kenakalan remaja juga berkaitan erat dengan kondisi mental yang tidak tertangani dengan baik. Remaja yang mengalami kecemasan berlebih cenderung mencari pelarian negatif seperti pergaulan bebas atau penyalahgunaan zat berbahaya.

Ciri-ciri kecemasan sebagai bentuk mental dapat meliputi perasaan takut yang berlebihan, sulit berkonsentrasi, gangguan tidur, hingga perubahan pola makan. Jika tidak segera diatasi, kecemasan dapat berkembang menjadi gangguan yang lebih serius, seperti serangan panik atau depresi berat.

Penanganan dini terhadap mental ini sangat penting. Konsultasi dengan psikolog atau psikiater menjadi langkah awal yang tepat. Program bimbingan konseling di sekolah-sekolah, seperti yang dilakukan di SMA Negeri 8 Jakarta sejak 5 Februari 2025, terbukti efektif membantu siswa mengatasi masalah kecemasan mereka melalui pendekatan berbasis terapi kognitif perilaku.

Upaya pencegahan penyakit mental di kalangan remaja juga dapat dilakukan dengan memberikan edukasi tentang manajemen stres, menyediakan ruang terbuka untuk berdiskusi, serta mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Peran aktif guru, orang tua, dan lingkungan sangat penting dalam menciptakan suasana yang mendukung kesehatan mental remaja.

Dengan memahami lebih dalam mengenai penyakit mental seperti kecemasan, kita dapat membantu remaja menjalani masa pertumbuhan mereka dengan lebih sehat dan bahagia.

Mewaspadai & Mengendalikan Vektor Pembawa Penyakit

Vektor penyakit, seperti nyamuk, lalat, tikus, dan kecoa, adalah musuh tersembunyi yang dapat mengancam kesehatan kita dan keluarga. Organisme kecil ini bertindak sebagai perantara, membawa dan menularkan berbagai macam bibit penyakit berbahaya. Meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pengendalian vektor yang efektif adalah kunci utama dalam membangun benteng perlindungan terhadap penyebaran penyakit menular di lingkungan kita.

Mengenali Ancaman yang Tersembunyi: Nyamuk, dengan gigitannya yang menyebalkan, dapat menularkan demam berdarah dengue (DBD), malaria, dan chikungunya. Lalat, yang sering hinggap di tempat kotor, membawa bakteri penyebab diare dan penyakit pencernaan lainnya. Tikus, dengan urine dan kotorannya, menjadi sumber leptospirosis dan berbagai penyakit bawaan makanan. Kecoa, yang aktif di malam hari, juga dapat mencemari makanan dan menyebarkan kuman penyakit. Memahami potensi bahaya dari setiap vektor adalah langkah awal dalam meningkatkan kewaspadaan.

Strategi Pengendalian yang Efektif: Mengendalikan vektor penyakit memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus (menguras, menutup, mengubur, dan tindakan pencegahan lainnya) adalah cara paling efektif untuk memutus siklus hidup nyamuk. Menjaga kebersihan lingkungan secara menyeluruh, termasuk pengelolaan sampah yang benar dan sanitasi yang baik, akan mengurangi tempat perindukan lalat dan kecoa serta sumber makanan bagi tikus.

Penggunaan perangkap untuk tikus dan kecoa dapat membantu mengurangi populasi mereka di dalam rumah. Insektisida dapat digunakan sebagai langkah terakhir dan harus diaplikasikan dengan hati-hati sesuai petunjuk penggunaan untuk menghindari dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Pengendalian biologis, seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk di kolam, juga merupakan alternatif yang ramah lingkungan.

Peran Aktif Masyarakat: Pengendalian vektor bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau petugas kesehatan, tetapi juga memerlukan peran aktif dari setiap individu dan komunitas. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan, berpartisipasi dalam kegiatan PSN di lingkungan tempat tinggal, dan melaporkan adanya potensi sarang vektor kepada pihak berwenang adalah langkah-langkah penting yang dapat kita lakukan.

Investasi untuk Masa Depan yang Lebih Sehat: Mewaspadai dan mengendalikan vektor penyakit adalah investasi penting untuk masa depan yang lebih sehat.